Rabu, 26 November 2014

Aku, Mimpi, dan Segelas Kopi






Tidak ada yang berbeda dari malam ini, masih serupa dengan tak terhingga malam lainnya yang telah aku lewati dalam sepi sendiri. Di sudut ruangan, masih ada meja yang tampak keletihan setelah berulang waktu aku timpa dengan macam-macam perabot berat. Di atasnya masih ada serak tinta dan kertas yang sama. Pun aku masih terduduk dihadapannya, membisu dengan segelas kopi yang aromanya tak pernah beda.

Aku dan mimpi-mimpi yang tidak pernah dusta, telah berjanji untuk selalu bersama. Dan bersama ia yang hampir terlupa padahal tak pernah alpa, segelas kopi yang kepulnya menguatkan jiwa; yang getirnya justru melecut kami untuk bergegas meraih penawarnya, kami mencari lentera yang akan membantu kami meniti tangga.

Segelas kopi,
Terimakasih untuk selalu menemani ketika letih nyaris membuatku jeri meraih mimpi.